Jumat, 07 Juli 2017

OPTIMASI METODE NUMERIK



MAKALAH METODE NUMERIK
OPTIMASI





Oleh:
KELOMPOK 10

ADRIANI LESTARI                       1507112793
ALFINO HENDRA                         1507117782
ERLIANA NDURU                         1507122637
ZARAH AYU WULANDARI        1507113708


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
BAB X
OPTIMASI
Kompetensi:
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa:
1.            Mampu mengidentifikasi berbagai bentuk problem optimasi yang sering ditemukan dalam bidang Teknik Kimia.
2.            Mengenal berbagai metode penyelesaian problem optimasi.
3.            Mampu menyelesaikan problem optimasi dengan metode yang sesuai.
4.             Mampu menginterpretasikan hasil penyelesaian problem optimasi untuk aplikasi bidang Teknik Kimia.
10.1     Pendahuluan
Masalah optimasi muncul di berbagai bidang rekayasa, yaitu saat rekayasawan harus mengambil keputusan pada situasi dimana beberapa tujuan yang sering kali saling bertentangan serentak harus dipenuhi secara optimal, sambil mempertimbangkan terbatasnya sumber daya yang ada. Karenanya diperlukan suatu sistem/proses untuk mendukung pengambilan keputusan tersebut. Optimasi merupakan suatu proses untuk mencari kondisi yang optimum, dalam arti paling menguntungkan. Optimasi bisa berupa maksimasi atau minimasi. Jika berkaitan dengan masalah keuntungan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan keuntungan maksimum. Jika berkaitan dengan masalah pengeluaran/pengorbanan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan pengeluaran/pengorbanan minimum.
Optimasi merupakan suatu proses untuk mencari kondisi yang optimum, dalam arti paling menguntungkan. Optimasi bisa berupa maksimasi atau minimasi. Jika berkaitan dengan masalah keuntungan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan keuntungan maksimum (maksimasi). Jika berkaitan dengan masalah pengeluaran/pengorbanan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan pengeluaran/pengorbanan minimum (minimasi).
Optimasi dapat digunakan untuk desain pompa dan peralatan perpindahan panas untuk efisiensi maksimum serta untuk desain sistem pengolahan air limbah untuk menemukan standar kualitas air pada biaya yang rendah. Adapun hal-hal penting dalam studi optimasi meliputi fungsi objektif dan decision variables serta kendala (constraints).
Salah satu contoh penerapan optimasi dalam bidang teknik kimia adalah seperti persoalan pemilihan diameter pipa untuk mengangkut fluida dari satu proses ke proses yang lain. Istilah diameter pipa optimum, didasarkan kepada biaya investasi, dan biaya operasi. Dalam hal ini tentu kita akan memilih diameter pipa yang optimum dengan pertimbangan dua hal tersebut, dan salah satu cara adalah dengan menggunakan optimasi. Hal-hal penting dalam studi optimasi meliputi:
1.          Fungsi objektif dan decision variables
2.          Kendala (constraints)
Secara umum, fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut fungsi objektif (objective function), sedangkan harga-harga yang berpengaruh dan bisa dipilih disebut variabel perubah atau decision variable.
Secara analitik, nilai maksimum atau minimum dari suatu persamaan:y = f (x) dapat diperoleh pada harga x yang memenuhi:
                                   
................................................................. (10.1)

Untuk fungsi yang sulit diturunkan atau mempunyai turunan yang sulit dicari akarnya, proses optimasi dapat dilakukan secara numerik.
Contoh persoalan optimasi dalam bidang engineering:
·      Desain pompa dan peralatan perpindahan panas untuk efisiensi maksimum
·      Desain sistem pengolahan air limbah untuk menemukan standar kualitas air pada biaya yang rendah
·      Perencanaan optimal dan penyusunan (Optimal planning and scheduling)
·      Jaringan optimal perpipaan (Optimal pipeline network)
·      Kontrol Inventori (Inventory control)
·      Perencanaan perlengkapan untuk meminimalkan biaya (Maintenance planning to minimize cost)
Contoh kendala (constraints) yang menyertai persoalan optimasi dalam bidang Teknik Kimia:
·      Maximum process temperature
·      Maximum flow rate limitation
·      Maximum conversion limitation
·      Product purity
·      Strength of materials
·      Environmental factor
·      Safety consideration
·      Availability of utilities
·      Corrosion considerations
·      Availability and characteristics of feed stocks
·      Market demand for the product
·      Space limitation
·      An upper limit on the capital investment

Ilustrasi secara Grafik
Contoh maksimasi satu variabel:
Gambar 10.1 Maksimasi satu variabel


Contoh maksimum dan minimum lokal dan global:
Gambar 10.2 Maksimum dan minimum lokal dan global

Contoh perbedaan antara persoalan optimasi dengan pencarian/penentuan akar persamaan:

Root
Root
Root
Maximum
Minimum
f'(x) = 0
f"(x) > 0
f'(x) = 0
f"(x) < 0
Gambar 10.3 Perbedaan antara persoalan optimasi dengan pencarian/penentuan  akar persamaan







Contoh optimasi dua variabel (maksimasi):
Gambar 10.4 Optimasi dua variabel (maksimasi)

10.2     Jenis Optimasi
10.2.1  Optimasi Satu Variabel
            Bagian ini akan menerangkan cara untuk menentukan titik minimum atau maksimum dari sebuah fungsi dengan satu variabel f(x). Seperti halnya dalam penempatan akar, optimasi didalam satu dimensi dapat dibagi menjadi metode tertutup dan terbuka. Ingin dicari harga x yang memberikan harga y maksimum (maksimasi) atau minimum(minimasi). Dalam hal ini, x yang diperoleh merupakan nilai x optimum fungsi.  Beberapa metode yang akan dibahas meliputi:
1.            Metode Golden Section
2.            Metode Newton
3.            Metode Interpolasi kuadrat
1.            Metode Golden-Section Search
Golden section merupakan salah satu cara atau metode optimasi numerik yang dapat diterapkan untuk fungsi yang bersifat unimodal. Kedua tipe optimasi, yaitu maksimasi dan minimasi dapat diselesaikan dengan cara ini. Golden-section (search) method merupakan metode optimasi satu variabel yang sederhana, dan mempunyai pendekatan yang mirip dengan metode bisection dalam penentuan akar persamaan tak linier.
Tinjaulah fungsi f(x) yang akan ditentukan maksimumnya, pada rentang x = xl dan x = xu (perhatikan Gambar 10.5).
Gambar 10.5 Metode golden section
Mirip dengan bisection, ide dasar metode ini adalah memanfaatkan nilai yang lama sebagai nilai yang baru, secara iteratif. Sebagai akibatnya, rentang/ interval awal variabel yang dipilih semakin lama akan semakin menyempit, karena ada sebagian sub-interval variabel yang dieliminasi, hingga diperoleh tingkat konvergensi yang diinginkan.

Berdasarkan grafik di atas, secara matematika berlaku:
Karena:                        maka   

Ambil kebalikannya dan kemudian definisikan:
Maka   atau :   atau :
Sehingga :  
Nilai akar positifnya adalah sebesar :
(Bilangan R ini selanjutnya biasa disebut sebagai golden ratioatau golden number).

Algoritma (Kasus Maksimasi):
1.      Mulailah dari 2 nilai tebakan awal xl dan xu, yang mengapit titik maksimum.
(Perhatikan ilustrasi grafik berikut ini!)

2.      Tentukan nilai x1 dan x2 di dalam rentang xl dan xu, sesuai dengan golden ratio (R), yakni sebesar :
dengan:
3.      Berdasarkan harga f (x) pada 2 titik tersebut (x1 dan x2), maka diharapkan ada sebagian interval yang dapat dieliminasi, sehingga salah satu titik lama bisa dipakai lagi pada evaluasi langkah berikutnya. Jadi hanya diperlukan 1 titik baru. Demikian seterusnya.
Ada 2 kemungkinan kasus, yaitu:
(a) Jika: f(x1) > f(x2), maka: domain x antara xl dan x2 dieliminasi
Dengan demikian:       x2 lama = xl baru
x1 lama = x2 baru
xu lama = xu baru
x1 baru ditentukan
(b) Jika: f(x2) > f(x1), maka: domain x antara x1 dan xu dieliminasi
Dengan demikian:       x1 lama = xu baru
x2 lama = x1 baru
xl lama = xl baru
x2 baru       ditentukan
Catatan: Algoritma untuk kasus minimasi merupakan kebalikan dari algoritma untuk kasus maksimasi yang telah diuraikan tersebut di atas.
Contoh soal:
Gunakan metode golden-section search untuk menentukan maksimum dari fungsi:
Penyelesaian:
Secara grafik, fungsi f (x) pada interval x sebesar 0 s.d. 4 ditunjukkan pada gambar berikut.
Perhatikanlah bahwa nilai maksimum fungsi teramati di sekitar harga x = 1,5
Secara numerik, dengan metode golden-section search, dapat dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut.
Iterasi pertama:
xl = 0 : f (xl) = 0
xu = 4 : f (xu) = -3,1136
x1 = xl + d = 0 + 2,4721 = 2,4721 : f (x1) = 0,6300
x2 = xu – d = 4 – 2,4721 = 1,5279 : f (x2) = 1,7647
Karena kasus ini merupakan persoalan maksimasi, dan: f (x2) > f (x1), maka:
xl baru = xl lama
xu baru = x1 lama
Dengan kata lain, sub-interval x kanan (yakni antara x1 dan xu) dieliminasi.
Iterasi kedua:
xl = 0 : f (xl) = 0
xu = 2,4721 : f (xu) = 0,6300
x1 = xl + d = 0 + 1,5279 = 1,5279 = x2 lama : f (x1) = 1,7647
x2 = xu – d = 2,4721 – 1,5279 = 0,9443         : f (x2) = 1,5310
Karena kasus ini merupakan persoalan maksimasi, dan: f (x2) < f (x1), maka:
xl baru = x2 lama
xu baru = xu lama
Dengan kata lain, sub-interval x kiri (yakni antara xl dan x2) dieliminasi.
Cara perhitungan yang sama/analog dapat dilakukan pada langkah iterasi berikutnya. Perhitungan dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai nilai toleransi yang diinginkan. Perhatikanlah bahwa penyelesaian ini konvergen menuju nilai maksimum yang sebenarnya (yakni pada x = 1,4276; dengan nilai maksimum f (x) = 1,7757).
Hasil-hasil perhitungan selengkapnya (hingga langkah iterasi ke-17) disajikan pada tabel berikut ini:
i
x1
f(x1)
x2
f(x2)
x1
f(x1)
xu
f(xu)
D
1
0,0000
0,0000
1,5279
1,7647
2,4721
0,6300
4,0000
-3,1136
2,4721
2
0,0000
0,0000
0,9443
1,5310
1,5279
1,7647
2,4721
0,6300
1,5279
3
0,9443
1,5310
1,5279
1,7647
1,8885
1,5432
2,4721
0,6300
0,9443
4
0,9443
1,5310
1,3050
1,7595
1,5279
1,7647
1,8885
1,5432
0,5836
5
1,3050
1,7595
1,5279
1,7647
1,6656
1,7136
1,8885
1,5432
0,3607
6
1,3050
1,7595
1,4427
1,7755
1,5279
1,7647
1,6656
1,7136
0,2229
7
1,3050
1,7595
1,3901
1,7742
1,4427
1,7755
1,5279
1,7647
0,1378
8
1,3901
1,7742
1,4427
1,7755
1,4752
1,7732
1,5279
1,7647
0,0851
9
1,3901
1,7742
1,4226
1,7757
1,4427
1,7755
1,4752
1,7732
0,0526
10
1,3901
1,7742
1,4102
1,7754
1,4226
1,7757
1,4427
1,7755
0,0325
11
1,4102
1,7754
1,4226
1,7757
1,4303
1,7757
1,4427
1,7755
0,0201
12
1,4226
1,7757
1,4303
1,7757
1,4350
1,7757
1,4427
1,7755
0,0124
13
1,4226
1,7757
1,4274
1,7757
1,4303
1,7757
1,4350
1,7757
0,0077
14
1,4226
1,7757
1,4256
1,7757
1,4274
1,7757
1,4303
1,7757
0,0047
15
1,4256
1,7757
1,4274
1,7757
1,4285
1,7757
1,4303
1,7757
0,0029
16
1,4256
1,7757
1,4267
1,7757
1,4274
1,7757
1,4285
1,7757
0,0018
17
1,4267
1,7757
1,4274
1,7757
1,4278
1,7757
1,4285
1,7757
0,0011
Ket : Bagian yang diarsir merupakan nilai x dan f(x) terbesar pada setiap langkah iterasi.
Catatan: Secara analitik, nilai maksimum fungsi dapat ditentukan dengan cukup mudah, karena f(x) berbentuk persamaan yang mudah diturunkan (atau ditentukan fungsi turunannya). Tentukan fungsi turunan pertama dari f(x), dan selanjutnya tentukan nilai x yang membuat f’(x) = 0. Untuk mengecek kebenaran kategori persoalan optimasinya (yakni apakah maksimum atau minimum) pada nilai x yang ditinjau, tentukan nilai fungsi turunan kedua dari f(x).
Efektivitas evaluasi dengan metode golden section:
Misal diinginkan pengecilan interval sampai menjadi 0,001 dari semula, maka jumlah step yang diperlukan (N) adalah: (0,618)N= 0,001
                                                                  N = 14,3 15
Jumlah evaluasi = 2 + (N – 1) x 1 = 16
2.            Metode interpolasi kuadrat
Metode interpolasi kuadrat dapat digunakan untuk melakukan optimasi secara numerik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan polinomial orde-dua yang menghasilkan pendekatan cukup baik terhadap bentuk f(x) di dekat titik optimumnya. (Perhatikan gambar di bawah ini)
                
Jika mula-mula kita mempunyai tiga buah titik tebakan awal (yakni x0, x1, dan x2) yang mengapit titik optimumnya, maka sebuah parabola dapat di-fit-kan melalui ketiganya. Diferensiasikan persamaan yang diperoleh, set hasilnya menjadi sama dengan nol, dan perkiraan x optimum dapat ditentukan (dalam hal ini sebagai x3) sbb :
    ........ (10.2)

Penentuan x3 dilakukan secara iteratif, melalui strategi yang sama dengan metode golden section, hingga diperoleh penyelesaian yang konvergen.
Contoh soal:
Gunakan metode interpolasi kuadrat untuk menentukan maksimum dari fungsi:
dengan nilai-nilai awal x: x0 = 0; x1 = 1; dan x2 = 4
Penyelesaian:
Iterasi pertama:
x0 = 0 : f (x0) = 0
x1 = 1 : f (x1) = 1,5829
x2 = 4 : f (x2) = -3,1136
Berdasarkan nilai-nilai x0, f (x0), x1, f (x1), x2, dan f (x2), maka x3 dapat dihitung sbb :
Nilai f (x) pada x3: f (x3) = 1,7691
Karena kasus ini merupakan persoalan maksimasi, dan:
f (x0) <f (x1) < f (x3), serta: f (x3) > f (x2)
maka:
x0 lama dieliminasi
x2 baru = x2 lama
Dengan kata lain, sub-interval x kiri dieliminasi, atau 3 buah nilai x lama (yakni x1, x2, dan x3) akan digunakan dalam perhitungan iterasi berikutnya.
Iterasi kedua:
x0 = 1 : f (x0) = 1,5829
x1 = 1,5055 : f (x1) = 1,7691
x2 = 4 : f (x2) = -3,1136
Berdasarkan nilai-nilai x0, f (x0), x1, f (x1), x2, dan f (x2), maka: x3 = 1,4903
Nilai f (x) pada x3: f (x3) = 1,7714
Karena kasus ini merupakan persoalan maksimasi, dan:
          f (x0) <f (x3), serta: f (x3) > f (x1) > f (x2)
maka:
x2 lama dieliminasi
x0 baru = x0 lama
Dengan kata lain, sub-interval x kanan dieliminasi, atau 3 buah nilai x lama (yakni x0, x1,dan x3) akan digunakan dalam perhitungan iterasi berikutnya.
Demikian seterusnya, untuk langkah iterasi berikutnya. Perhitungan dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai nilai toleransi yang diinginkan. Perhatikanlah bahwa penyelesaian ini konvergen menuju nilai maksimum yang sebenarnya (yakni pada x = 1,4276; dengan nilai maksimum f(x) = 1,7757). Hasil-hasil perhitungan selengkapnya (hingga langkah iterasi ke-5) disajikan pada tabel berikut ini:
i
x0
f(x0)
x1
f(x1)
x2
f(x2)
x3
f(x3)
1
0,0000
0,0000
1,0000
1,5829
4,0000
-3,1136
1,5055
1,7691
2
1,0000
1,5829
1,5055
1,7691
4,0000
-3,1136
1,4903
1,7714
3
1,0000
1,5829
1,4903
1,7714
1,5055
1,7691
1,4256
1,7757
4
1,0000
1,5829
1,4256
1,7757
1,4903
1,7714
1,4266
1,7757
5
1,4256
1,7757
1,4266
1,7757
1,4903
1,7714
1,4275
1,7757

3.            Metode Newton
Metode ini menggunakan pendekatan yang sama dengan metode Newton dalam penentuan akar persamaan tak-linier, melalui pendefinisian fungsi:
g(x) = f’(x) ......................................................................................... (10.3)
Karena pada kondisi optimum berlaku: f '(x*) = g(x*) = 0
(dengan x* menyatakan nilai x optimum)
maka, nilai x* dapat diperoleh secara iteratif sebagai berikut:
......................................................................... (10.4)
Contoh soal:
Gunakan metode Newton untuk menentukan maksimum dari fungsi:
dengan nilai awal x sebesar x0 = 2,5
Penyelesaian:
Pada metode Newton, fungsi turunan pertama dan kedua harus dievaluasi terlebih dahulu. Untuk fungsi tersebut di atas:
Iterasi pertama:
x0 = 2,5
( )
( )
Dengan demikian, x1 dapat dihitung dengan cara sbb :
Cara perhitungan yang sama/analog dapat dilakukan pada langkah iterasi berikutnya. Perhitungan dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai nilai toleransi yang diinginkan. Perhatikanlah bahwa penyelesaian ini konvergen menuju nilai maksimum yang sebenarnya (yakni pada x = 1,42755; dengan nilai maksimum f (x) = 1,77573). Hasil-hasil perhitungan selengkapnya (hingga langkah iterasi ke-5) disajikan pada tabel berikut ini:
i
X
f(x)
f'(x)
f"(x)
0
2,5
0,571944
-2,10229
-1,39694
1
0,995082
1,578588
0,889853
-1,87761
2
1,469011
1,773849
-0,09058
-2,18965
3
1,427642
1,775726
-0,0002
-2,17954
4
1,427552
1,775726
-1,2E-09
-2,17952
5
1,427552
1,775726
0
-2,17952

10.2.2  Optimasi Banyak Variabel
            Misal diketahui sebuah fungsi dengan banyak variabel sebagai berikut:
Y = f(x1, x2, x3, ....., xn) ..................................................................... (10.5)
Ingin dicari harga x1, x2, x3, ….., xnyang memberikan harga y maksimum (maksimasi) atau minimum (minimasi). Pengelompokan metodenya secara garis besar adalah: (1) non-gradientmethods, dan (2) gradient methods.
Beberapa metode yang akan dibahas meliputi:
1.            Direct Method (Random Search)
Sesuai dengan namanya, metode random search secara berulang-ulang mengevaluasi nilai fungsi pada nilai-nilai variabel bebas tertentu (selected values)secara acak (randomly). Jika banyaknya sampel yang dicoba mencukupi, maka kondisi optimumnya akan teramati, dan sebaliknya. Dengan demikian, metode ini tidak efisien…!
ü Metode ini dapat diterapkan untuk fungsi yang discontinuous dan non-differentiable sekalipun.
ü Pendekatan ini pada umumnya akan menghasilkan titik optimum global (bukan optimum lokal).

Contoh soal:
Gunakan metode random search untuk menentukan maksimum dari fungsi :
f (x, y) = y x 2x22xy y2
jika domain nilai x dan y dibatasi pada: x = -2 hingga 2; dan y = 1 hingga 3
Catatan: Nilai maksimum fungsi ini adalah 1,25 pada x = -1 dan y = 1,5

Penyelesaian:
Random number generator, yang dalam hal ini diwakili sebagai bilangan r, secara tipikal dinyatakan dalam angka-angka di antara 0 dan 1.
Nilai x optimum di antara xl dan xu secara acak (random)dapat dinyatakan sebagai:
x = xl + (xu – xl) r
Karena dalam hal ini: xl = -2 dan xu = 2, maka: x = (-2) + (2 – (-2)) r = -2 + 4 r
Dengan cara yang sama, nilai y optimum di antara yl dan yu secara acak dapat dinyatakan sebagai:
y = yl + (yu – yl) r
Karena dalam hal ini: yl = 1 dan yu = 3, maka: y = (1) + (3 – 1) r = 1 + 2 r
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai r yang memenuhi: 0 r 1 secara acak ke dalam :
x = -2 + 4 r   dan   y = 1 + 2 r
maka dapat diperoleh nilai maksimum fungsi ini sebesar 1,25 pada: x = -1 dan y = 1,5.
Sebagai contoh, dengan mengambil nilai-nilai r sebesar 0; 0,25; 0,5; 0,75; dan 1; serta menerapkannya secara acak terhadap persamaan x dan y sebagai fungsi r tersebut di atas, maka diperoleh hasil-hasil perhitungan sebagai berikut :

x
Y
f(x,y)
-2
1
-2
-2
1,5
-0,75
-2
2
0
-2
2,5
0,25
-2
3
0
-1
1
1
-1
1,5
1,25
-1
2
1
-1
2,5
0,25
-1
3
-1
0
1
0
0
1,5
-0,75
0
2
-2
0
2,5
-3,75
0
3
-6
1
1
-5
1
1,5
-6,75
1
2
-9
1
2,5
-11,75
1
3
-15
2
1
-14
2
1,5
-16,75
2
2
-20
2
2,5
-23,75
2
3
-28

2.            Metode Gradien (Metode Steepest Ascent)
Merupakan jenis metode gradien yang paling sederhana.
a.       Terminologi:
            steepest ascent       untuk pencarian maksimum fungsi
            steepest descent      untuk pencarian minimum fungsi
b.      Prinsip pencarian optimum:
Dilakukan serangkaian proses transformasi untuk mengubah sebuah fungsi dengan banyak variabel (multi-dimensional function) menjadi sebuah fungsi dengan variabel tunggal (one-dimensional function), berdasarkan gradien arah pencarian. Langkah pencarian optimum ini selanjutnya dilakukan secara berulang-ulang (iteratif), hingga diperoleh tingkat konvergensi yang diinginkan.
Pencarian optimum:
Sebagai ilustrasi, tinjaulah fungsi dua variabel f(x,y) yang akan ditentukan titik maksimumnya. (lihat gambar berikut ini)
Berdasarkan nilai awal x = x0 dan y = y0, dapat ditentukan nilai gradien (atau arah steepest ascent)-nya, yakni sebesar h0. Berdasarkan nilai h0, nilai maksimum fungsi dapat ditentukan, yaknipada titik “1”. Demikian seterusnya, proses ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh titikoptimum sesungguhnya.
Secara numerik:
Misal untuk sebuah fungsi dua variabel: f(x,y) yang akan dicari titik optimumnya, dengan nilai awal: x = x0dan y = y0, maka pada langkah iterasi pertama, nilai x dan y yang baru dapat ditentukandengan:
   dan   .......................................... (10.6)
Dengan :  dan merupakan turunan parsial fungsi f(x,y) masing-masing terhadap x dan y.
Dalam hal ini, vektor gradien fungsinya dinyatakan sebagai:
................................................................................ (10.7)
Pada kasus ini, sebuah fungsi 2 variabel dalam x dan y, f(x,y), ditransformasikan menjadi sebuah fungsi satu variabel dalam h, g(h).
Nilai x dan y yang diperoleh pada langkah iterasi ini selanjutnya menjadi x0 dan y0 pada langkah iterasi berikutnya. Demikian seterusnya.

Contoh soal:
Gunakan metode steepest ascending atau ascent untuk menentukan maksimum dari fungsi:
f (x, y) = 2 xy + 2 x x22 y2
dengan nilai awal x dan y sebesar: x0 = -1 dan y0 = 1

Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi di atas dapat dituliskan sebagai:
    dan    
Iterasi pertama:
Nilai awal: x0 = -1; y0 = 1
Pada x0 dan y0: f (x, y) = 2 (1) (1) + 2 (1) (1)2 2 (1)2 = −7
Evaluasi nilai turunan parsial fungsi pada x0 dan y0:
maka, vektor gradiennya dapat dituliskan sebagai: f = 6 6
Substitusikan nilai x dan y (sebagai fungsi h) ke dalam f (x,y) di atas:
f (x, y) = 2 xy + 2 x x22 y2
f (x, y) = 2 (1+ 6h) (16h) + 2 (1+ 6h) (1+ 6h)22 (16h)2= g(h)
f (x, y) = −180 h2+ 72 h 7 = g(h)
Fungsi turunan pertama dari g(h): g'(h) = −360 h + 72
Nilai h yang membuat g(h) maksimum dicapai pada saat g’(h) = 0, yakni sebesar:
g'(h) = −360 h + 72 = 0
360 h = 72
h = 0,2
Dengan demikian, nilai x baru dan y baru dapat dihitung sebagai berikut:
x = −1+ 6h = −1+ 6 (0,2) = 0,2
y =16h =16 (0,2) = −0,2
Cara perhitungan yang sama dapat dilakukan untuk langkah-langkah iterasi berikutnya. Hasil perhitungan selengkapnya (hingga langkah iterasi ke-12) disajikan pada tabel berikut ini:

i
xi
yi
(df/dxi)
(df/dyi)
h
xi+1
yi+1
f(xi,yi)
0
-1
1
6
-6
0,2
0,2
-0,2
-7
1
0,2
-0,2
1,2
1,2
1
1,4
1
0,2
2
1,4
1
1,2
-1,2
0,2
1,64
0,76
1,64
3
1,64
0,76
0,24
0,24
1
1,88
1
1,928
4
1,88
1
0,24
-0,24
0,2
1,928
0,952
1,986
5
1,928
0,952
0,048
0,048
1
1,976
1
1,997
6
1,976
1
0,048
-0,048
0,2
1,986
0,990
1,999
7
1,986
0,99
0,010
0,010
1
1,995
1
2
8
1,995
1
0,010
-0,010
0,2
1,997
0,998
2
9
1,997
1
0,002
0,002
1
1,999
1
2
10
1,999
1
0,002
-0,002
0,2
1,999
1
2
11
1,999
1
4E-04
0,000
1
2,000
1
2
12
2
1
4E-04
0,000
0,2
2,000
1
2

Berdasarkan hasil-hasil tersebut di atas, terlihat bahwa penyelesaian bersifat konvergen menuju ke nilai x optimum dan y optimum yang sebenarnya, yakni x = 2 dan y = 1, dengan nilai f (x,y) maksimum sebesar 2.

Catatan:
Anda dapat mengecek hasil ini secara analitik melalui telaah turunan fungsinya.
Turunan parsial fungsi ini dapat dituliskan sebagai:
 dan    
Nilai optimum x dan y dicapai pada saat dan   
Dapat ditentukan dengan mudah, nilai-nilai tersebut adalah: x = 2 dan y = 1. Kriteria optimumnya (local minimum,local maximum, atau saddle point)dapat dicek melalui penggunaan turunan-kedua fungsi dan dievaluasi pada nilai x dan y tersebut. Dalam hal ini, turunan parsial tersebut adalah :
Nilai determinan matriks Hessian (H) dari f :
Karena nilai det(H) > 0 dan , maka terbukti bahwa titik (2, 1) merupakan titik maksimum lokal.

10.3     Contoh Kasus dalam Bidang Teknik Kimia
Para engineer dalam bidang petro maupun oleokimia seringkali menghadapi permasalahan umum dalam merancang wadah untuk memindahkan liquid ataupun gas. Misalkan Anda diminta untuk menentukan dimensi dari tangki silinder yang berukuran kecil untuk memindahkan limbah beracun yang akan dipasang di bagian belakang sebuah truk pickup. Secara keseluruhan, tujuan dari merancang tangki tersebut untuk meminimalisir biaya pembuatan tangki. Akan tetapi, disamping biaya, kita juga harus memastikan dimensi yang dirancang memenuhi kapasitasyang diperlukan dan tidak melebihi dimensi bagian belakang truk. Perlu juga diperhatikan ketebalan tangki yang dirancang harus memenuhi spesifikasi yang tentukan karena tangki tersebut merupakan wadah untuk limbah beracun. Skemadari tangkidan pelindungnya ditunjukkan pada gambar. Seperti dapat dilihat, tangki terdiri dari sebuah silinder dengan tutup bagian atas dan bawah dilas.
Penghitungan biaya tangki melibatkan dua komponen: 1. biaya bahan, yang didasarkan  ada berat, dan 2. Beban pengelasan berdasarkan panjang lasan. Perhatikan bahwa yang terakhir melibatkan pengelasan baik interior dan eksterior lapisan di mana lempeng terhubung dengan silinder. data yang diperlukan untuk problem tersebut diringkas dalam tabel.

Tabel 10.1 Parameter untuk menentukan dimensi optimal dari tangki berbentuk silinder yang berfungsi untuk memindahkan limbah beracun
Parameter
Simbol
Nilai
Satuan
Volume yang dibutuhkan
Vo
0,8
m3
Ketebalan
T
3
cm
Densitas
Ρ
8000
kg/m3
Panjang selimut
Lmax
2
m
Lebar selimut
Dmax
1
m
Biaya material
Cm
4,5
$/kg
Biaya pengelasan
cw
20
$/m

Penyelesaian:
Tujuan dari contoh kasus ini adalah untuk merancang tangki dengan biaya minimum. Biaya ini berhubungan dengan variabel desain (panjang dan diameter) karena mereka mempengaruhi massa tangki dan panjang las. Selanjutnya, masalah ini terkendala karena tangki harus (1) sesuai dengan ukuran bak truk dan (2) membawa volume material yang diperlukan.
Biaya terdiri dari biaya baha pembuatan tangki dan biaya pengelasan. Sehingga tujuan dari meminimalisir biaya tersebut dapat dirumuskan menjadi
C = cm m + cw lw ................................................................................ (10.8)
Dimana C = biaya ($), m = massa (kg), lw = panjang pengelasan (m), serta cm dan cw = faktor biaya untuk massa material yang digunakan ($/kg) dan panjang pengelasan ($/m).
Selanjutnya, rumuskan bagaimana massa dan panjang pengelasan dihubungkan ke dimensi dari tangki yang akan dirancang. Pertama, massa dapat dihitung karena volume material dapat diketahui dari sensitas material. Volume material digunakan untuk membuat bagian samping dari tangki (berbentuk silinder) dengan rumus berikut:
Volume untuk piringan bundar dapat dihitung
Kemudian, massa material dihitung dengan persamaan
                   (8.9)
dimana ρ = densitas (kg/m3)
panjang pengelasan untuk tiap piringan sama dengan keliling bagian dalam dan luar lingkaran. Untuk kedua piringan tersebut, total panjang pengelasan menjadi
 ............................... (10.10)
masukkan nilai D dan L (ingat bahwa nilai ketebalan t adalah tetap), persamaan (10.8) sampai  (10.10) digunakan untuk menghitung biaya. Persamaan (10.9) dan (10.10) disubstitusikan ke persamaan untuk membuat persamaan non linear yang tidak diketahui. Selanjutnya, dapat dirumuskan kendala dalam contoh kasus. Pertama,kita harusmenghitungberapa volumetangkiyang dibutuhkan.
Nilai ini harus sama dengan volume yang diinginkan. Salah satu kendala dalam contoh kasus tersebut adalah 
Dimana Vo adalah volume yang diinginkan (m3)
Kendala selanjutnya diselesikan dengan memastikan bahwa tangki akan cocok dalam dimensi bak truk.
L ≤ Lmax
D ≤ Dmax

Problem dari contoh kasus ini menjadi lebih spesifik. Substitusikan nilai dari Tabel 8.1, kemudian dapat disimpulkan bahwa
Cmax = 4,5m + 20lw

L ≤ 2
D ≤ 1
dimana
dan
lw = 4π (D + 0,03)

Masalah sekarang dapat diselesaikan dalam beberapa cara. Namun, pendekatan yang sederhana untuk masalah sebesar ini adalah dengan menggunakan komputer (Excell). Untuk kasus yang ditampilkan, kita memasuki batas atas untuk D dan L.Untuk kasus ini, volume lebihdari yang dibutuhkan (1,57>0,8).
10.4     Penutup
Optimasi merupakan suatu proses untuk mencari kondisi yang optimum, dalam arti paling menguntungkan. Optimasi bisa berupa maksimasi atau minimasi. Jika berkaitan dengan masalah keuntungan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan keuntungan maksimum (maksimasi). Jika berkaitan dengan masalah pengeluaran/pengorbanan, maka keadaan optimum adalah keadaan yang memberikan pengeluaran/pengorbanan minimum (minimasi).
Hal-hal penting dalam studi optimasi meliputi:
3.          Fungsi objektif dan decision variables
4.          Kendala (constraints)
Secara umum, fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut fungsi objektif (objective function), sedangkan harga-harga yang berpengaruh dan bisa dipilih disebut variabel perubah atau decision variable.
Secara analitik, nilai maksimum atau minimum dari suatu persamaan:y = f (x) dapat diperoleh pada harga x yang memenuhi:
                                   


Untuk fungsi yang sulit diturunkan atau mempunyai turunan yang sulit dicari akarnya, proses optimasi dapat dilakukan secara numerik.


DAFTAR PUSTAKA
Budi, N. 1999. Modul Metode Numerik. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. ITS
Chapra, S.C., and Canale, R. P. 1998, Numerical Methods for Engineers.  McGraw-Hill.
Kubicek, Milan. et al. 2005. Numerical Methods And Algorithms. Praha
Mark E. Davis. 2001. Numerical Methods & Modeling for Chemical Engineers. John Miley and Sons.California Isnstitute of Technology.
Riggs, B.J.,1988. An introduce to numerical methods for chemical engineers. Texas Tech Unviversity Press, Texas.
Smith, M.J., Ness, V.C.H., Abbott, M.M., 2001. Chemical Engineering Thermodynamics. McGraw Hill, Singapore.
Steven C. Chapra & Raymond P. Canale. Metode Numerik untuk Teknik dengan Penerapan pada Komputer Pribadi, UI-Press, Jakarta, 1991.
Suryadi H.S.1990. Pengantar Metode Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma.