Jumat, 07 Juli 2017

BVP METODE NUMERIK



PERSAMAAN DIFFERENSIAL
KASUS BVP







KELOMPOK IX
DISUSUN OLEH :
ASTRI GUSRITA                          (1507112641)
BANGKIT SWADI IWARA (1507117762)
RAHMAH NABILAH                  (1507113632)
RAHMAT AGUSTRIONO          (1507122476)
RIZKA SHOLEHA                      (1507113702)
TEKNIK KIMIA S1 B
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
BAB IX
PERSAMAAN DIFFERENSIAL: KASUS BVP
9.1     Pendahuluan
Persamaan diferensial merupakan formulasi dari model matematika dari suatu fenomena alam. Fenomena aliran panas pada pelat besi, aliran air pada suatu pipa, perkembangan bakteri, bergetarnya senar pada gitar dan lain sebagainya merupakan fenomena-fenomena yang dapat diformulasikan secara matematika dalam bentuk persamaan diferensial dibawah ini:
                                                                                                                      (9.1)
Dalam perkembangannya, persamaan diferensial mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan (alam). Banyak permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknik yang dapat diformulasikan ke dalam bentuk persamaan diferensial dalam mencari pemecahannya. Tetapi untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang rumit dan besar terkadang sulit diselesaikan secara analitis. Oleh karena itu penggunaan metode numerik dalam hal ini sangat tepat.
Boundary value problems (BVP) adalah masalah yang sering dihadapi dalam menjelaskan sistem rekayasa. Sebuah solusi numerik BVP diperlukan bila terdapat masalah dimana (1) sifat fisik mengubah seluruh sistem, (2) kondisi batas non-ideal, atau (3) yang mengatur persamaan tidak meminjamkan diri ke solusi analitis. Sebuah contoh dimana perubahan sifat fisik akan menyebabkan masalah distribusi temperatur dimana konduktivitas termal dari bahan mengalami perubahan signifikan dengan suhu. Sebuah contoh dari kondisi batas non-ideal akan menjadi sebuah insulator sempurna.
Pada bab ini dibahas satu metode untuk solusi satu-dimensi yang BVP yaitu metode beda hingga dengan prosedur konvergensi berturut-turut selama relaksasi (SOR), metode langsung (direct method), dan metode menembak (shooting method). Metode SOR digunakan untuk dua dimensi yang BVP, yang juga menyajikan pengenalan kualitatif tentang bagaimana elemen hingga dapat digunakan untuk memecahkan BVP itu.
Boundary value problem (BVP) seperti namanya adalah masalah yang perlu solusi dari persamaan diferensial tergantung pada kondisi batas yang ditetapkan. Misalnya satu dimensi umum persamaan orde kedua dapat ditulis sebagai :
 

                                                                                                                      (9.2)

Dalam rangka untuk menyelesaikan masalah ini dua kondisi batas harus diketahui. Jika kedua kondisi batas yang ditentukan untuk dua nilai yang berbeda dari z, masalahnya adalah BVP. Jika kondisi batas kedua (sebenarnya kondisi awal, yaitu y dan y’) yang ditentukan sebesar nilai yang sama x masalah adalah masalah nilai awal. Biasanya kondisi batas adalah suatu bentuk yang lebih sederhana misalnya :
                                                                                  (9.3)

Yang merupakan kasus khusus dari bentuk umum.
BVP sering digunakan untuk menjelaskan sistem rekayasa. Contoh analisis keadaan stabil BVP tentang distribusi temperatur, medan aliran potensial, difusi yang mengalir dalam suatu manifold. Untuk setiap contoh kecuali aliran di manifold maka persamaan pengatur mengurangi persamaan Laplace ketika sifat fisik dari sistem yaitu konduktifitas thermal, viskositas, koefisien difusi dan konduktifitas listrik masing – masing diasumsikan konstan. Misalnya dalam kasus distribusi temperatur satu dimensi mapan dengan konduktifitas panas konstan, persamaan diferensial dapat berkurang menjadi:
                                                                                              (9.4)
Untuk geometri tertentu dalam kondisi batas yang ideal solusi analitik dapat dirumuskan, pada kenyataannya carries law dan jager telah mengumpulkan sejumlah solusi analitik untuk persamaan Laplace. Jenis geometri dipertimbangkan untuk persegi panjang, silinder, kerucut, bed bola sementara kondisi biasanya terbatas pada permukaan isolasi atau permukaan dinilai konstan.
Ketika sebuah solusi analitis dari suatu masalah nilai batas diperoleh ia memiliki bentuk berikut:
(9.5)
Dimana y adalah variabel dependent dan x adalah variabel independent. Solusi biasanya ditulis sedemikian rupa sehingga variabel dependent dapat ditentukan untuk setiap nilai z antara batas-batas. Solusi numerik dari BVP diperlukan bila anda memiliki masalah dimana sifat fisik berubah selama sistem meminjamkan sendiri untuk solusi analitis. Contoh dimana perubahan sifat fisik akan menjadi masalah distribusi temperatur dimana konduktifitas thermal dari perubahan material secara signifikan dengan suhu. Contoh kondisi batas non ideal akan menjadi isolator sempurna.
Metode-metode yang dapat digunakan pada kasus BVP ini diantaranya adalah :
1.      Succesive Over-Relaxation Method
2.      Metode Langsung (Direct Method)
3.      SOR Method
4.      Finite Element
5.      Shooting Method
Namun, didalam makalah ini penulis hanya akan membahas tentang Metode Langsung (Direct Method)
9.2        Metode langsung (direct method)
Dalam metode sebelumnya, perkiraan beda hingga persamaan diferensial pengatur tersebut diselesaikan secara iteratif. Dalam metode ini, perkiraan beda hingga persamaan diferensial yang mengatur untuk setiap titik node akan dipecahkan secara simultan.
Penerapan metode langsung dapat diringkas sebagai berikut:
1.     Mengganti pendekatan beda hingga ke dalam persamaan diferensial yang
 mengatur untuk jalur interior, i.
2.     Mengumpulkan seperti hal setiap titik node, misalnya, Ti +1, Ti, Ti-1.
Persamaan ini berlaku untuk semua titik catatan kecuali node terdekat dengan batas-batas tangan kiri dan kanan.
3.    Menentukan persamaan untuk node yang paling dekat dengan batas-batas tangan kiri dan kanan. ini dilakukan dengan menggabungkan persamaan node umum (berkembang pada langkah 1) dan rekursi untuk kondisi batas.
4.    Memecahkan sistem persamaan. metode thomas dapat digunakan jika persamaan diferensial adalah aproksimasi linear digunakan.
Mekanisme Penyelesaian Secara Numerik dengan Direct method dapat dinyatakan dalam algoritma berikut ini :
Start
Finish
Central Difference
Penentuan Node
i
Metode Thomas
 





                                                                                     









Metode langsung dengan mudah dapat diterapkan untuk masalah satu-dimensi linear dengan konstanta kondisi batas. Metode langsung juga dapat diterapkan ke dimensi lainnya. Misalnya, metode langsung dapat diterapkan untuk solusi, tetapi beberapa modifikasi diperlukan untuk menyelesaikannya.




Contoh soal
Soal 1 :
               dik:      r = r1               T = Thot
                                                                r = r0               T = Tcold
               dimana, r = 0,05          Th = 200
                                                  r = 0,1            T10 = 80
Penyelesaian:
                    
Sehingga,
   = 0           }          x (kali) 2 r2
         
   
Misal,
Untuk i = 1                                                Untuk i = 2
(2,005)T2 – 4T1 + 1,995 T0 = 0                  (2,005)T3 – 4T2 + 1,995 T1 = 0
-4T1 + 2,005T2 = -399                      (1)     1,995T1 - 4T2 + 2,005T3 = 0                 (2)
Untuk i = 3                                                Untuk i = 4
(2,005)T4 – 4T3 + 1,995 T2 = 0                  (2,005)T5 – 4T4 + 1,995 T3 = 0
1,995T2 - 4T3 + 2,005T4 = 0             (3)     1,995T3 - 4T4 + 2,005T5 = 0                 (4)
Untuk i = 5                                                Untuk i = 6
(2,005)T6 – 4T5 + 1,995 T4 = 0                  (2,005)T7 – 4T6 + 1,995 T5 = 0
1,995T4 - 4T5 + 2,005T6 = 0             (5)     1,995T5 - 4T6 + 2,005T7 = 0                (6)
Untuk i = 7                                                Untuk i = 8
(2,005)T8 – 4T7 + 1,995 T6 = 0                  (2,005)T9 – 4T8 + 1,995 T7 = 0
1,995T6 - 4T7 + 2,005T8 = 0             (7)     1,995T7 - 4T8 + 2,005T9 = 0                 (8)
Untuk i = 9
(2,005)T10 – 4T9 + 1,995 T8 = 0
1,995T8 - 4T9 + 2,005T10 = 0                     1,995T8 - 4T9 = -160,4                          (9)
Dengan menggunakan metode thomas didapatkan :
i
c
d
e
B
β
Ï’
T
1
1.995
-4
2.005
-399
-4
99.75
187.7282
2
1.995
-4
2.005
0
-3.00001
66.33361
175.5176
3
1.995
-4
2.005
0
-2.66668
49.62563
163.3679
4
1.995
-4
2.005
0
-2.50002
39.601
151.2788
5
1.995
-4
2.005
0
-2.40002
32.91806
139.25
6
1.995
-4
2.005
0
-2.33336
28.14465
127.2812
7
1.995
-4
2.005
0
-2.28574
24.56469
115.3721
8
1.995
-4
2.005
0
-2.25003
21.78038
103.5224
9
1.995
-4
2.005
-160.4
-2.22226
91.7318
91.7318

Soal 2 :
Untuk soal pada Gambar 7.5 dalam buku James B.Riggs halaman 245 dapat diselesaikan dengan Direct Method.
            Persamaan diferensialnya
Heat tranfer  at x=0
Insulating surface of x= 0.05 m
Untuk mrndapatkan hasil yang akurat, gunkan 21 titik yang dimulai dari 0-20. Gunakan langkah 1 dan 2 pada direct method.
Subtitusikan persamaan 5.4 kedalam persamaan A
Kemudian gabung bagian yang terdapat T1 dan T2, hasilnya
Langkah selanjunya, untuk mencari insulating surface gunakan persamaan 5.3
Subtitusikan persamaan diatas ke persamaan A untuk i=19
Setelah persamaan A, B dan C didapat, gunakan untuk membuat 19 persamaan linear dan dilanjutkan dengan Thomas Method.
Misalnya diketahui:




Penyelesaian:
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, mari kita ambil 11 titik dengan  sebesar 0.005 meter. Pertama, subtitusikan data yang ada kedalam persamaan 1 dan disusun dengan memisahkan Ti+1, Ti, dan Ti-1.
Dimana nilai i mempunyai nilai 2-10, ketika i=1 dan i=11 itu merupakan titik boundary. Untuk i=2, nilai Ti-1 adalah nilai Th maka persamaannya adalah:
Begitu juga dengan i=10, nilai Ti-1 sama dengan nilai Tc, jadi
Ketika Tc dan Th sudah diketahui, maka dapat dibentuk 9 persamaan linear yang diketahui dan 9 yang tidak diketahui, setelah itu dapat diselesaikan dengan metoda Thomas, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9.1. Direct Method Solution
r (m)
Temperatur (oC)
0.05
200
0.055
183.51
0.06
168.44
0.065
154.59
0.07
141.76
0.075
129.81
0.08
118.64
0.085
108.14
0.09
98.24
0.095
88.88
0.1
80.00

Soal 3 :
 
                                    dik:      x = 0                            T = 450
                                                                x = 0,15                       T =
dimana, h=40, k=60, B=0,02, Ta=90
Penyelesaian :
maka, bentuk  didefenisikan dahulu dengan forward difference =
                                   dikali          
   (
 
Maka,
Untuk i = 1                                                     Untuk i = 2
T2 – 2,083T1 + T0 = -7,5    , T0 = 450            T1 – 2,083T2 + T3 = -7,5          
– 2,083T1 + T2 = -457,5           (1)                  T3– 2,083T2 + T1 = -7,5        (2)  
Untuk i = 3                                                     Untuk i = 4
T2 – 2,083T3 + T4 = -7,5                                 T3 – 2,083T4 + T5 = -7,5          
T4– 2,083T3 + T2 = -7,5           (3)                  T5– 2,083T4 + T3 = -7,5        (4)
Untuk i = 5                                                     Untuk i = 6
T4 – 2,083T5 + T6 = -7,5                                 T5 – 2,083T6 + T7 = -7,5              
T6– 2,083T5 + T4 = -7,5           (5)                  T7– 2,083T6 + T5 = -7,5       (6)
Untuk i = 7                                                     Untuk i = 8
T6 – 2,083T7 + T8 = -7,5                                 T7 – 2,083T8 + T9 = -7,5          
T8– 2,083T7 + T6 = -7,5           (7)                  T9– 2,083T8 + T7 = -7,5      (8)
Untuk i = 9
T10 = T9, sehingga
T8 – 2,083T9 + T10 = -7,5                                T9– 2,083T9 + T8 = -7,5
T10– 2,083T9 + T8 = -7,5                                 – 1,083T9 + T8 = -7,5           (9)
Dengan menggunakan metode thomas didapatkan,
I
C
d
E
b
β
Ï’
T
1
1
-2.083
1
-457.5
-2.083
219.6351
361.1358
2
1
-2.083
1
-7.5
-1.60292
141.7006
294.7459
3
1
-2.083
1
-7.5
-1.45914
102.2524
245.3198
4
1
-2.083
1
-7.5
-1.39766
78.52557
208.7553
5
1
-2.083
1
-7.5
-1.36752
62.90623
182.0176
6
1
-2.083
1
-7.5
-1.35175
52.08525
162.8872
7
1
-2.083
1
-7.5
-1.34322
44.36007
149.7765
8
1
-2.083
1
-7.5
-1.33852
38.74436
141.5973
9
1
-1.083
1
-7.5
-0.33591
137.6706
137.6706
9.3     Penutup
          BVP merupakan masalah nilai batas. Pada masalah IVP, harga batas diambil pada titik awal maka permasalahan disebut initial value problem (IVP), dan bila batas diambil pada dua tempat yang berbeda (tidak hanya di titik awal) maka disebut boundary value problem (BVP). Pada boundary condition, hasil perhitungan tidak hanya tergatung pada titik awal tapi juga pada titik batas-batas yang lain (BVP).
          Ada berbagai metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah pada sistem Boundary Value Problem dan salah satunya adalah Direct Method atau metode langsung.

Soal-soal Latihan
1.      Tentukan nilai BVP jika y′′ = − y 1, 0 x 1.
2.      Diketahui, y′′ = −xy + (3 x x2 + x3 )sin(x) + 4x cos(x), 0 x 1. Tentukan nilai BVP
3.      Tentukan BVP jika diketahui
y′′ = y2 + 2 2 cos(2 x) sin4 ( x), 0 x 1.
4.      Tentukan BVP dari persamaan berikut
y′′ = f(x) in [0, 1], y(0) = 0, y(1) y(1) = 0.
5.      Tentukan      
         
6.      d 2u/dx2 = 1 , u'(0) = 0.5 , u(1) = 2, tentukan nilai BVP
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Triatmodjo. 1997. Metode Numerik. Yogyakarta: Beta Offset
Basuki, Achmad. 2004. Metode Numerik dan Algoritma Komputasi. Yogyakarta: Andi
James B. Riggs. 1988. An introduction to Numerical Methods For Chemical  Engineers. Texas: Texas Tech University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar