MAKALAH METODE NUMERIK
“PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR DENGAN METODE NUMERIK”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
KELAS B
1. ANNISA AFRILLA
ADRAF (1407114583)
2. HERLILI PERONIKA (1507113757)
3. M. RESKI (1507120384)
4. SYARIFAH
SAFIRA SALBILA (1507113171)
PROGRAM SARJANA TEKNIK
KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU

BAB III
PENYELESAIAN PERSAMAAN NON
LINEAR
DENGAN METODE NUMERIK
3.1. Pendahuluan
Sebuah sistem persamaan yang salah satu persamaannya
tidak memuat bentuk linear disebut persamaan non linear. Dalam usaha
mendapatkan persamaaan matematika yang menjabarkan model dari suatu persoalan
nyata, sering solusi yang dicari berupa suatu nilai variabel x sedemikian rupa,
sehingga terpenuhi persamaan f (x) = 0 yang digunakan dalam model. Untuk
beberapa kasus, melalui faktorisasi f(x) = 0 dapat diperoleh penyelesaian
seperti yang diinginkan, namun bentuk yang lebih rumit telah mampu memberikan
solusi melalui analisis matematik.


Gambar 3.1 Grafik non linier
(Anonim, 2010)
Dengan pembatasan interval ini, secara cermat dapat dicari
x =
yang memberikan
nilai f (
) = 0 sebagai berikut :


1.
bagi dua interval [a,b]
dan evaluasi nilai f(x) pada titik tengah interval.
2.
Apabila f(m) = 0 berarti x
= m, bila tidak sama dicari posisi nilai m apakah berada pada interval [a,m]
atau interval [m,b] ; yaitu dengan memeriksa perbedaan tanda :
·
jika f (a) dan f(m)
berbeda tanda berarti
di [a,m]

·
jika f(a) dan f(m)
mempunyai tanda sama berarti
di [n,b] proses pembagian interval
dapat diulang sampai ditemukan nilai
yang memberikan
f(
) = 0.



Pada bab ini dibahas
solusi dari persamaan non linear yang banyak dijumpai dalam formulasi
kasus-kasus fisika, yaitu pencarian akar persamaan (finding roots). Disajikan
beberapa metode yang biasa digunakan, dan inti pembahasan terletak beberapa
metode komputasi numerik yang akan dibahas, yaitu metode Secant, metode Newton
Raphson, dan cara menangani berbagai kasus yang disertakan
3.2.
Metode Newton-Raphson
Metoda
ini adalah salah satu metoda penyelesaian sistem persamaan nonlinier, metoda
ini terdiri dari beberapa langkah yaitu : penurunan secara parsial, penyusunan,
menghitung nilai
dan
, dan
proses pengulangan. Metode ini mempunyai beberapa kekurangan diantaranya,
sulitnya menentukan turunan parsial untuk fungsi tertentu, langkah dan
pengerjaan yang panjang.


Misalkan ada 2 persamaan non linier
dengan 2 variabel, misalkan fungsi u(x,y) dan v(x,y), maka, rumus iterasinya:

dan

Pembuktian
rumus:
Perhatikan
gradien kemiringan suatu kurva

Gambar 3.4. Gradien suatu kurva (El-Said, 2008)
Dari gambar
diatas, kemiringan kurva dapat didekati dengan:

Atau dalam
bentuk lain ditulis:

atau

Maka untuk 2 persamaan non linier
dengan 2 variabel misal u(x,y) dan v(x,y), maka analog seperti diatas:

dan

Karena
persoalan mencari akar, maka ur+1 = 0 dan vr+1 = 0.


Dengan sedikit
manipulasi aljabar, kedua persamaan terakhir ini menjadi

Dan

Terbukti!
Penyebut dari
kedua persamaan tersebut disebut determinan jacobi.
Urutan
penyelesaian system persamaan non-linear
menggunakan metode Newton adalah
sebagai berikut :

Contoh Soal :
Soal 1 :
Misalkan diketahui sistem persamaan non linier
berikut:


Hitung nilai
.

Penyelesaian
a.
Kita buat turunan parsial dari fungsi pertama

Turunan
parsial terhadap
adalah


Turunan
parsial terhadap
adalah


b.
Kita buat turunan parsial dari fungsi kedua

Turunan
parsial terhadap
adalah


Turunan
parsial terhadap
adalah





Kita
subsitusikan turunan parsial diatas, menjadi


a.
Kita masukkan nilai perkiraan, awal misal
, maka
di dapat nilai
dan
, yaitu:





b.
Kemudian kita gunakan nilai
dan
untuk di subtitusikan kedalam nilai
sementara, dan nilai
kita masukkan nilai perkiraaan. Setelah itu
kita masukkan
sementara ke persamaan
dan
, begitu
seterusnya









c.
Setelah melakukan proses pegulangan diatas,
didapat nilai
, yaitu



Soal 2 :
Suatu kondisi reaksi menggambarkan reaksi kompleks untuk
fase liquid seperti reaksi berikut:



Dimana
r1 = k1
CA (gmol/liter sekon) (3.17)







Dimana

Reaktor tangki berpengaduk digunakan untuk suatu sistem
reaksi seperti pada gambar dibawah. Volume reaktor (VR) adalah 100
liter dan laju alir umpan Q sebanyak 50 liter/sec dengan konsentrasi komponen A
= 1 mol/liter. Reaktor tangki berpengaduk di atur pada kondisi steady state dan
sistem diasumsikan berada pada kondisi isotermal. Neraca massa dari sistem
reaksi tersebut yaitu:
Keluaran
= Masukan + Yang terbentuk - Yang
bereaksi
(Komponen A) CAQ = CAoQ + VR(rs) - VR(r1 + r2)
(3.21)
(Komponen B) CBQ = 0 + VR(2r1) - VR(r4) (3.22)
(Komponen C) CCQ = 0 + VR(r2 + r4) - VR(r3) (3.23)
(Komponen D) CDQ = 0 + VR(r4) - 0 (3.24)

Tahap selanjutnya susun persamaan nonlinear seperti
dibawah ini:




Selanjutnya laju alir masing-masing komponen dapat dicari
dengan menggunakan metode Newton.
Permasalahan pada
pemakaian metode newton raphson
·
Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik
pendekatannya berada pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik
ini nilai F1(x) = 0 sehingga nilai penyebut dari sama dengan nol.

Bila titik pendekatan berada pada titik puncak, maka
titik selanjutnya akan berada di tak berhingga.
·
Metode ini menjadi
sulit atau lama mendapatkan penyelesaian ketika titik pendekatannya berada di
antara dua titik stasioner.

Gambar 3.2 GrafikPendekatan Newton Raphson, dg. Titik pendekatan
berada diantara
2 titik puncak (El-Said, 2008)
·
Bila titik pendekatan berada pada dua
tiitik puncak akan dapat mengakibatkan hilangnya penyelesaian (divergensi).
Hal ini disebabkan titik selanjutnya berada pada salah satu titik puncak atau
arah pendekatannya berbeda.

Gambar 3.4 Grafik
hasil tidak konvergen (Alifis, 2008)
Penyelesaian Permasalahan pada pemakaian metode newton
raphson
1.


Bila titik pendekatan
berada pada titik puncak maka titik pendekatan tersebut harus di geser sedikit,
xi = xi dimana adalah
konstanta yang ditentukan dengan demikian dan metode newton raphson tetap
dapat berjalan.



2. Untuk
menghindari titik-titik pendekatan yang berada jauh, sebaiknya pemakaian metode
newton raphson ini didahului oleh metode tabel, sehingga dapat di jamin
konvergensi dari metode newton raphson.
3.3 Metode Secant
Masalah
potensial dalam implementasi metode Newton adalah
evaluasi
pada turunan. Metode Secant diperoleh dari metode Newton dengan cara
menggantikan
turunan f’(x) dengan beda hingga terbagi. Bila
turunan fungsi f’(x) sulit ditemukan,
metode newton tidak dapat dipakai. Solusinya, bahwa sebetulnya f’(x) pada hakekatnya merupakan suatu
slope atau gradien.


Jika diambil persamaan backward untuk disubstitusikan pada
persamaan forward iteratifnya menjadi:

Atau bisa dituliskan dalam bentuk

Secara geometri, dalam metode Newton xi+1 merupakan perpotongan
sumbu x dengan garis singgung di xi, sedangkan dalam metode Secant xi+1 adalah perpotongan
sumbu x dengan talibusur kurva f(x) yang berpadanan terhadap xn+1 dan xn. Metode
Secant memerlukan dua tebakan awal, xi–1 dan xi, tetapi tanpa perhitungan
turunan.
Dapat diperlihatkan metode
Secant lebih lambat dibandingkan metode Newton Raphson, tetapi menjadi pilihan
bilamana kerja penghitungan suatu nilai f’(x) lebih lama daripada ½ kali kerja
penghitungan nilai f(x). Algoritmanya serupa dengan metode Newton.
Contoh soal :
Soal 1:
Using x=1 as the starting
point,find a root of the following
quation by hand to three
significant figure :
f(x) = X2 e2
– 1 = 0
Penyelesaian :
Langkah 1 : ubah bentuk
PNLT tersebut menjadi f(xi) dan f(xi-1)
Langkah 2 : akar PNLT
dihitung dengan rumus xi+1 = xi -
,

i = 1, 2, 3, …
Dan x1 serta
x ditentukan sembarangan.
Langkah 3 :
nilai x dari PNLT tersebut adalah ketika xi+1 ⸗ xi
Jawab :
I
|
Xi
|
f(x)
|
0
|
1
|
1.718281828
|
1
|
2
|
28.5562244
|
2
|
0.93597565
|
1.233665626
|
3
|
0.887932922
|
0.915952268
|
4
|
0.749428056
|
0.18831715
|
5
|
0.713582011
|
0.039423463
|
6
|
0.704090841
|
0.002397921
|
7
|
0.703476155
|
3.35615E-05
|
8
|
0.70346743
|
2.91886E-08
|
9
|
0.703467422
|
3.55493E-13
|
10
|
0.703467422
|
0
|
Soal 2 :
C = Cin (1-exp (-0,05t) +
Co exp (-0,05t)
F(t) = 10 (1-exp (-0,05t) +
exp (0,05)-7
Hitung lah dengan
menggunakan metode Secant :
Penyelesaian :
Langkah 1 : ubah bentuk
PNLT tersebut menjadi f(xi) dan f(xi-1)
Langkah 2 : akar PNLT
dihitung dengan rumus xi+1 = xi -
,

I = 1, 2, 3, …
Dan x1 serta
x ditentukan sembarangan.
Langkah 3 :
nilai x dari PNLT tersebut adalah ketika xi+1 ⸗ xi
Jawab :
I
|
t
|
f(t)
|
0
|
1
|
-5.5611
|
1
|
2
|
-5.1435
|
2
|
14.319
|
-1.3985
|
3
|
18.9195
|
-0.4947
|
4
|
21.4375
|
-0.0813
|
5
|
21.9326
|
-0.0059
|
6
|
21.9717
|
-8E-05
|
7
|
21.9722
|
-8E-08
|
8
|
21.9722
|
-1E-12
|
9
|
21.9722
|
0
|
10
|
21.9722
|
0
|
Soal 3 :
Diketahui suatu reaksi :
2CO + O2 = 2 CO2
NCO = 2-X
NO2 = X
NN2 = 3.76
Hitung dengan Menggunakan
Secant !
Penyelesaian :
Langkah 1 : ubah bentuk
PNLT tersebut menjadi f(xi) dan f(xi-1)
Langkah 2 : akar PNLT
dihitung dengan rumus xi+1 = xi -
,

I = 1, 2, 3, …
Dan x1 serta
x ditentukan sembarangan.
Langkah 3 :
nilai x dari PNLT tersebut adalah ketika xi+1 ⸗ xi
Jawab :
i
|
xi
|
F(xi)
|
1
|
1
|
4.016025641
|
2
|
2
|
-1
|
3
|
1.800639
|
-0.975952294
|
4
|
-6.29023
|
1483351.725
|
5
|
1.800634
|
-0.975949857
|
6
|
1.800628
|
-0.975947419
|
7
|
-0.33078
|
16.9196034
|
8
|
1.68439
|
-0.866514594
|
9
|
1.586214
|
-0.647335571
|
10
|
1.296254
|
1.01838529
|
11
|
1.473529
|
-0.194935486
|
12
|
1.445047
|
-0.04186083
|
13
|
1.437259
|
0.002827091
|
14
|
1.437751
|
-3.60859E-05
|
15
|
1.437745
|
-3.03377E-08
|
16
|
1.437745
|
3.25295E-13
|
17
|
1.437745
|
0
|
18
|
1.437745
|
0
|
Soal 4 :
Van der Waals equation of state is given as :
[P +
] [ V- b ] = RT

Where :
P = pressure
(10 atm)
T =
temperature (250 OK)
R = gas
constant (0.082 Liter. Atm/gmole. oK)
V = specific
Volume
Determine the
specific volume for ammonia using secant’ method.
Penyelesaian :
Langkah 1 : ubah bentuk
PNLT tersebut menjadi f(xi) dan f(xi-1)
Langkah 2 : akar PNLT
dihitung dengan rumus xi+1 = xi -
,

I = 1, 2, 3, …
Dan x1 serta
x ditentukan sembarangan.
Langkah 3 :
nilai x dari PNLT tersebut adalah ketika xi+1 ⸗ xi
Jawab :
I
|
Xi
|
Fxi
|
1
|
1
|
-151678382.5
|
2
|
3
|
-15922362.5
|
3
|
3.234573207
|
-13602809.88
|
4
|
4.6102069
|
-6425075.102
|
5
|
5.841591183
|
-3850732.948
|
6
|
7.683511077
|
-2095196.266
|
7
|
9.881803898
|
-1172471.717
|
8
|
12.67509271
|
-639881.4387
|
9
|
16.031094
|
-345364.8947
|
10
|
19.96650971
|
-181319.7371
|
11
|
24.31633967
|
-91446.41643
|
12
|
28.74230679
|
-43001.66096
|
13
|
32.6709867
|
-17844.20833
|
14
|
35.4576036
|
-5844.795621
|
15
|
36.81493722
|
-1214.763021
|
16
|
37.17105538
|
-108.56471
|
17
|
37.20600559
|
-2.262054944
|
18
|
37.20674931
|
-0.004324164
|
19
|
37.20675073
|
-1.72636E-07
|
20
|
37.20675073
|
5.10525E-12
|
21
|
37.20675073
|
5.10525E-12
|

3.4 Penutup
Dalam metode numeric,ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam
penyelesaian persamaan non linear yakni metode Newton dan metode Secant. Metode
Newton dapat digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan non linear,metode
ini terdiri dari beberapa langkah yakni penurunan secara parsial, penyusunan, menghitung
nilai d1 dan d2 serta proses pengulangan. Sedangkan
metode Secant diperoleh dari metode Newton dengan cara menggantikan turunan
f’(x).
Bila turunan fungsi f’(x) sulit
ditemukan, metode newton tidak dapat dipakai.
DAFTAR PUSTAKA
Alifis.2008. bab-ii-solusi-persamaan-non-linear.pdf (di akses tanggal 8 oktober
2011))
Anonim.2010.http://www.pustakaskripsi.com/penyelesaian-persamaan-non-linear-metode-biseksi-dan-metode-regula-falsi-menggunakan-cara-komputasi-skripsi-373.html (diakses tanggal 5
oktober 2011)
Riggs, James B.An introduction to numerical methods for chemical engineer 2nd
edition.Texas Tech University Press : USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar