Jumat, 07 Juli 2017

sistem persamaan linear metode numerik



MAKALAH METODE NUMERIK
“SISTEM PERSAMAAN LINIER”







DISUSUN OLEH:
NAZSHA NAYYAZSHA NAZARIS
RAHANI
RUTH INDAH SIANTURI
TRI LUSI LISA DILA
YOGA PRATAMA




Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Riau
2017



BAB II
SISTEM PERSAMAAN LINIER

2.1.    Pendahuluan
Sistem persamaan linier merupakan salah satu model dan masalah matematika yang banyak dijumpai dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk fisika, biologi, teknik dll. Sistem persamaan linier muncul secara langsung dari masalah nyata, dan merupakan bagian dari proses penyelesaian masalah-masalah lain, misalnya penyelesaian sistem persamaan non linier simultan.
Suatu sistem persamaan linier adalah sistem persamaan yang terdiri dari sejumlah persamaan (berhingga) dan sejumlah variabel (berhingga).Mencari solusi suatu sistem persamaan linier adalah mencari nilai-nilai variabel-variabel tersebut, sehingga memenuhi semua sistem persamaan tersebut.
          Aplikasi matriks yang disusun dalam bentuk matriks(SPL) meliputi aturan crammer, eliminasi gauss, invers matriks,dimana penggunaan metode-metode tersebut digunakan dalam teknik kimia untuk menyelesaikan persamaan neraca massayang penyelesaiannya sesuai dengan sifat-sifat operasi matriks.Persamaan linear digunakan untuk menyelesaikan neraca massa dan energi, tapi aplikasi terbesar dalam penyelesaian persamaan linear adalah mengimplementasikan metoda numerik lainnya.
 Tetapi, penggunaan metode tersebut juga memiliki kelemahan. Untuk mengatasi kekurangannya maka, kita menggunakan metode yang lain, yaitu analisis Dekomposisi Nilai Singular atau Singular Value Decomposition (SVD).
Secara umum persamaan linier :
                                A21X1+ A22X2 + A23X3 + . . . . + A2nX4             =         b2
                           :                                              :
                                An1X1 + An2X2+ An3X3 + . . . . + AnnXn                =         bn          (2.1)


Dengan menggunakan perkalian matriks, kita dapat menulis persamaan (2.1) sebagai persamaan matriks
Ax = b                                                                                                             (2.2)

Yang dalam hal ini,
A = [aij] adalah matriks berukuran n × n
x =[xj] adalah matriks berukuran n × 1
b =[bj] adalah matriks berukuran n × 1 (disebut juga kolom vektor) yaitu :

          =        

solusi dari persamaan (2.1) adalah himpunan nilai x1, x2, …, xn yang memenuhi n buah persamaan. Metode penyelesaian sistem persamaan linear dengan determinan ( aturan Cramer) tidak praktis untuk sistem yang besar. Ada beberapa metode penyelesaian praktis sistem persamaan linear antara lain:
1.      Metode eliminasi Gauss
2.      Metode eliminasi Gauss – Jordan
3.      Metode matriks balikan
4.      Metode dekomposisi LU
5.      Metode lelaran Jacobi
6.      Metode lelaran Gauss – Seidel
Walaupun metode persamaan SPL beragam, namun sebagian besar metode tersebut, terutama metode 1 sampai 4, tetap didasarkan kepada metode yang paling dasar, yaitu metode eliminasi Gauss.Metode eliminadi Gauss – Jordan, meetode matriks balikan, dan metode dekomosisi LU merupakan bentuk varisai lain dari metode eliminasi Gauss.sedangkan metode lelaran Jacobi dan metode lelaran Gauss – Seidel dikembangkan dari gagasan metode lelaran pada solusi persamaan non linear. Adapun metode-metode yang digunakan untuk penyelesaian Sistem Persamaan Linier (SPL) yang akan dibahas adalah Metode Eliminasi Gauss dan Metode Thomas.

2.2       Metoda Eliminasi Gauss
Eliminasi Gauss digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan linier dengan mengubah SPL tersebut ke dalam bentuk sistem persamaan linear berbentuk segitiha atas, yakni yang semua koefisien di bawah diagonal utamanya bernilai nol. Bentuk segitiga di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan substitusi (penyulihan) balik.
Agar dapat memahami solusi SPL menggunakan metode eliminasi Gauss, di bawah ini akan dibahas operasi – operasi baris utama dari matriks SPL bersankutan, sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu matriks segitiga – atas yang dianggap dapat menggantikan matriks SPL yang sesunggahnya. Namun demikian, matriks segitiga – atas ini memiliki kemudahan perolehan solusi yang lebih baik.
Untuk mendapatkan solusi yang dimaksudkan, maka operasi – operasi baris utama dari matriks SPL dapat dibagi atas langkah – langkah berikut ini: 

·         Langkah 1: tuliskan SPL tersebut dalam bentuk matriks sebagai berikut:

·         Langkah 2: Nol kan a21, a31, ..., an1dengan cara:



Dengan:
Rn’=Rn-   R1

R2’=R2-   R1
 



·         Langkah 3: nol kan a32’, a42’, ..., an2’dengan cara sebagai berikut:
Dengan:
R3’’=R3 -   R2’



·         Langkah 4: langkah seterusnya di buat sedemikian sehingga akhirnya diperoleh bentuk matriks sebagai berikut:

·         Langkah ke – n: hitung X1, X2, X3, ..., Xn dengan cara sebagai berikut:
® ®
Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui berikut ini:
                  a11x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1                                                                            (2.3a)
                  a21x1 + a22 x2 + a23 x3 = b2                                                                            (2.3b)
                        a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 = b3                                                        (2.3c)
Persamaan pertama dari sistem dibagi koefisien pertama dari persamaan pertama (a11), sehingga menjadi:
                        x1 + x2 + x3 =                                                          (2.4)
Persamaan (2.5) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan kedua:
                  a21x1 + a21 x2 + a21 x3 = a21                                       (2.5)
Persamaan (2.4b) dikurangi persamaan (2.6), sehingga didapat:
(a22 -a21 ) x2 + (a23 -a21 ) x3 = (b2 -a21 ) atau x2 + x3 =
Selanjutnya persamaan yang telah dinormalkan persamaan (2.4) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan ketiga, dan hasilnya dikurangkan dari persamaan ketiga dari sistem persamaan asli (persamaan 2.3c), hasilnya adalah:
                  x2 + x3 =
Dengan melakukan prosedur diatas, maka didapat sistem persamaan sebagai berikut:
                  a11x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1                                                                            (2.6a)
                  x2 + x3 =                                                                                         (2.6b)
                        x2 + x3  =                                                                    (2.6c)
Persamaan 2.6, ekivalen dengan persamaan aslinya, tetapi variabel x1 hanya muncul pada persamaan pertama, sedang dua persamaan terakhir hanya mengandung dua bilangan tak diketahui, bila kedua persamaan terakhir dapat diselesaikan untuk nilai x2 dan x3, maka hasilnya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan pertama untuk mendapatkan nilai x1. Permasalahan menjadi lebih sederhana, dari menyelesaikan 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui menjadi penyelesaian 2 persamaan dengan 2 bilangan tak diketahui.
            Prosedur berikutnya adalah mengeliminasi x2 dari salah satu dua persamaan terakhir, untuk itu persamaan (2.6b) dibagi dengan koefisien pertama dari persamaan (2.6b), yaitu sehingga menjadi:
                        x2 + x3 =                                                                      (2.7)
Persamaan 2.8, dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan (2.7c):
                        x2 + x3 =                                                      (2.8)
Persamaan (2.7c) dikurangi persamaan (2.9), sehingga menjadi:
                        ( - ) x3 = ( - ) atau  x3 =
Dengan demikian sistem persamaan menjadi:
                        a11x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1                                                                            (2.9a)
                  x2 + x3 =                                                                                          (2.9b)
                        x3 =                                                                                (2.9c
            Sistem persamaan diatas mempunyai koefisien matriks yang berbentuk segitiga atas (aij = 0 untuk i>j), dari persamaan tersebut akan dapat dihitung nilai x1, x2 dan x3, yaitu:
                                                                                                        (2.10a)
                                                                                           (2.10b)
                                                                               (2.10c)
dengan demikian sistem persamaan telah dapat diselesaikan.
Urutan penyelesaian system persamaan linear menggunakan metode gauss adalah sebagai berikut :
Soal 1 :
Selesaikan sistem persamaan berikut ini:
                        3x +   y   z = 5                                                                        (c1.a)
                        4x + 7y – 3z = 20                                                                     (c1.b)
                        2x – 2y + 5z = 10                                                                      (c1.c)
Penyelesaian:
a.       Menormalkan persamaan (c1.a) dengan membagi persamaan tersebut dengan koefisien pertama persamaan (c1.a) yaitu 3, sehingga:
           x + 0,3333y – 0,3333 z = 1,6666                                                   (c2)
b.      Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.b):
           4x + 1,3333y – 1,3333 z = 6,6666                                                 (c3)
c.       Persamaan (c1.b) dikurangi persamaan (c3), menjadi:
           5,6667y – 1,6666 z = 13,3334                                                       (c4)
d.      Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.c), yaitu 2, sehingga menjadi:
                 2x + 0,6666y – 0,6666 z = 3,3333                                                 (c5)
e.       Persamaan (c1.c) dikurangi persamaan (c5), menjadi:
                        –2,6666y + 5,6666 z = 6,6667                                                      (c6)
f.       Sistem persamaan menjadi:
                        3x +              y  z = 5                                                                 (c7.a)
                                  5,6667y – 1,6666 z = 13,3334                                          (c7.b)
                               – 2,6666y + 5,6666 z = 6,6667                                            (c7.c)
g.             Berikutnya mengeleminasi variabel x2 dari persamaan (c7.c), untuk itu persamaan (c7.b) dinormalkan dengan membaginya dengan elemen pertama dari persamaan tersebut yaitu 5,6667 sehingga menjadi:
          y – 0,2941z = 2,3529                                                                                   (c8)
h.             Persamaan (c8) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c7.c) yaitu dengan – 2,6666 sehingga menjadi:
          –2,6666y + 0,7842 z = –6,2742                                                                   (c9)
i.               Persamaan (c7.c) dikurangi persamaan (c9), menjadi:
          4,8824z = 12,9409                                                                                            
j.               Setelah dilakukan 3 kali manipulasi sistem persamaan, menjadi:
          3x +               y              z = 5                                                                (c10.a)
                    5,6667y – 1,6666 z = 13,3334                                                      (c10.b)
                                      4,8824z = 12,9409                                                      (c10.c)
k.             Dari persamaan (c10.c), dapat dihitung nilai z, yaitu: z =  = 2,6505.
l.               Dari persamaan (c10.b) dan nilai z yang didapat, maka nilai y dapat dihitung yaitu:
          y =  = 3,1325.
m.           Dengan persamaan (c10.a) serta nilai y dan z yang didapat, maka nilai x dapat dihitung, yaitu: x =  =  = 1,506.
Jadi, hasil penyelesaian sistem persamaan adalah:
x = 1,506 ;  y = 3,1325  dan  z = 2,6505.
Untuk mengetahui benar tidaknya hasil yang didapat, nilai x, y dan z yang didapat disubstitusikan ke sistem persamaan asli:
                        3(1,506) + 3,1325     – 2,6505      = 5 (= 5)   
                        4(1,506) + 7(3,1325) – 3(2,6505) = 20           (= 20)
               2(1,506) – 2(3,1325)+ 5(2,6505) = 9,9995     (» 10)
Soal2 :
Perhatikan flowchart berikut ini :
Gambar 2.1.Flow chart

Umpan berupa zat A murni dengan laju 100 kmol/jam.
Kendala:
               1. 80% dari A dan 40% dari B di dalam alur 2 didaur ulang (recycle).
               2. Perbandingan mol A terhadap mol B di dalam alur 1 adalah 5:1
Neraca massa (dalam kmol/jam):
Di sekitar pencampur:
NA1= NA3+ 100 atau: NA1NA3= 100....................................... (1)
NB1 = NB3atau: NB1NB3= 0..................................................... (2)
(NA1 menyatakan laju alir molar A di dalam alur 1, dst.)
Di sekitar reaktor:
NA2= NA1r atau: NA1+ NA2+ r = 0....................................... (3)
NB2 = NB1+ r atau: NB1+ NB2r = 0...................................... (4)
(r menyatakan laju reaksi)
Di sekitar pemisah:
NA3 + NA4= NA2atau: NA2+ NA3+ NA4= 0................................ (5)
NB3+ NB4= NB2atau: NB2+ NB3+ NB4= 0................................. (6)
Berdasarkan kendala 1:
NA3= 0,8 NA2 atau: 0,8 NA2+ NA3= 0...................................... (7)
NB3= 0,4 NB2atau: 0,4 NB2+ NB3= 0...................................... (8)
Berdasarkan kendala 2:
NA1 = 5 NB1atau: NA15 NB1= 0............................................... (9)
Berdasarkan penjabaran neraca massa di atas, dihasilkan 9 buah persamaan linier dengan 9 variabelyang tak diketahui (yakni NA1, NB1, NA2, NB2, NA3, NB3, NA4, NB4, dan r). Dengan demikian, terbentuk sistem persamaan linier yang dapat diselesaikan secara simultan!
Langkah 1. Ubah persamaan umum kedalam bentuk matriks
Pers.
NA1
NA2
NA3
NA4
NB1
NB2
NB3
NB4
r
1
1
0
-1
0
0
0
0
0
0
100
2
-1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
3
1
0
0
0
-5
0
0
0
0
0
4
0
-1
1
1
0
0
0
0
0
0
5
0
-0.8
1
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
-1
1
0
0
-1
0
7
0
0
0
0
0
-0.4
1
0
0
0
8
0
0
0
0
0
-1
1
1
0
0
9
0
0
0
0
1
0
-1
0
0
0
Langkah 2.Nolkan kolom pertama untuk R2,R3, R4, R5, R6, R7, R8dan R9
Langkah 3. Nolkan kolom kedua untuk R3, R4,R5, R6, R7, R8 dan R9
Langkah 4. Nolkan kolom ketiga untuk R4,R5, R6, R7, R8 dan R9
Langkah 5. Nolkan kolom ketiga untuk R5, R6, R7, R8 dan R9
Langkah 6. Nolkan kolom ketiga untuk R6, R7, R8 dan R9
Langkah 7. Nolkan kolom ketiga untuk R7, R8 dan R9
Langkah 8. Nolkan kolom ketiga untuk R8 dan R9
Langkah 9. Nolkan kolom ketiga untuk R9
Langkah 10.Kita hanya tinggal menggunakan substitusi balik untuk memperoleh nilai X, dan dengan bantuan Microsoft excel kita dapat memperoleh nilai X dengan cepat sehingga didapatkan:

X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
227.3
159.1
127.3
31.82
45.45
113.6
45.45
68.18
68.18

Soal 3 :
Cari nilai A, B, C dan D dari SPL berikut:
2A + 5B – 7C – D = 1                        R(1)
13A + 6B + 4C – 2D = -6       R(2)
7A – 2B  – C + D = 7             R(3)
6A + 6B – 4C + 4D = 2          R(4)
Penyelesaian
Langkah 1: eliminasi maju
Operasi – operasi eliminasi adalah R(2) – 13/2*R(1), /R(3) – 7/2*R(1), R(4) – 6/2*R(1),akan memberikan perubahan pada persamaan diatas menhadi:
2A + 5B – 7C – D = 1                                    R(1)
   -26,5B + 49,5C + 4,5D = -12,5       R(2)
   –19,5B  + 23,5C + 4,5D = 3,5         R(3)
         -9B + 17C + 7D = -1                 R(4)
Langkah selanjutnya, B harus dihilangkan dari R(3) dan R(4) dengan oopereasi R(3) – 19,5/-26,5*R(2) dan R(4) – 9/-26,5*R(2), sehingga akan memberikan perubahan pada persamaan di langkah 1 sebagai berikut:
2A + 5B – 7C – D = 1                                                R(1)
   -26,5B + 49,5C + 4,5D = -12,5                   R(2)
           –12,9245C + 1,188679D = 12,69811  R(3)
           0,188697C + 5,471698D = 3,245283  R(4)

Untuk melengkapi eliminasi maju, C harus dihilangkan dari R(4) dengan operasi R(4) – 0,188697/ 12,9245*R(3), sehingga sistem tereduksi menjadi bentuk segitiga atas sebagai berikut:
2A + 5B – 7C – D = 1                                                            R(1)
   -26,5B + 49,5C + 4,5D = -12,5                               R(2)
           –12,9245C + 1,188679D = 12,69811              R(3)
                                 5,489051D = 3,430657              R(4)
Langkah 2: substitusi balik
0,625


=
D =
            3,430657        
            5,489051

-0,925


=


C =
             12,69811 – 1,188679( 0,625)
                             –12,9245

-1,15


=


B =
12,5 – 4,5( 0,625) – 49,5(0,925)        
                             –26,5

0,45


=


A =
1 + 1( 0,625) + 7(0,925) – 5(-1,15)    
                                    2                                           
Dengan bantuan Microsoft excel kita dapat memperoleh nilai A, B, C, dan D dengan cepat yaitu:
A
B
C
D
b

2
5
-7
-1
1
R1
0
-26,5
49,5
4,5
-12,5
R2'
0
0
-12,9245
1,188679
12,69811
R3'
0
0
0
5,489051
3,430657
R4'

D
C
B
A
0,625
-0,925
-1,15
0,45
START
j = 1 sampai dengan n
Input :
-           Ukuran ordo matriks (n)
-           Augmaented Matriks (A[n][n+1])
-           Iterasi Maksimum (max_iter)
-           Toleransi Error(e)
i = 1 sampai dengan n
i
i = 1 sampai dengan n
Input : Nilai awal s[i]=x[i]
j  i
X[i] =  (A[i][n+1] –
ex[i] = |x[i]-s[i]|
iterasi = iterasi + 1
j
i
Iterasi > max_iter
1






                                                                                 












                                  


                                                 
                                                  



1
j = 1 sampai dengan n
Tampilkan : X[i]
i
END
 














                                                                             



2.3       Metoda Thomas
Metode eliminasi Gauss dapat diterapkan untuk sistem persamaan linier yang matriks koefisiennya berupa matriks tridiagonal. Metode terapan ini biasa disebut metode Thomas, yang alur penyelesaiannya akan digambarkan dalam uraian berikut ini.
·         Langkah 1: Tinjaulah sistem persamaan linier:
a11 x1 + a12 x2                           = b1
a21 x1 + a22 x2 + a23 x3              = b2
a32 x2 + a33 x3 + a34 x4 = b3
..................................................................
an,n-1 xn-1 + ann xn = bn
Atau, dapat dituliskan menjadi:
d1 x1 + e1 x2                          = b1
c2 x1 + d2 x2 + e2 x3              = b2
c3 x2 + d3 x3 + e3 x4              = b3
........................................................
                 cn xn-1 + dn xn = bn              (2.12)
·         Langkah 2: Dalam bentuk perkalian matriks dan vektor, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai:
penyelesaian dari sistem persamaan linier adalah sebagai berikut ;

                                                                                                         (2.13)

(i = n-1, n-2.., 1)
                                                                        (2.14)
                                                           
dengan γi dan βi yang ditentukan melalui serangkaian perhitungan berurutan sebagai berikut:
·         Langkah 3:
                                                                              (2.15)

                                                                                 (2.16)

(i = 2, 3, ..., n)
                                                               (2.17)

(i = 2, 3, ..., n)
                                                                        (2.18)
Urutan penyelesaian system persamaan linear menggunakan metode Thomas dapat dilihat pada algoritma berikut :











Start
Input matriks koefisien
Input nilai awal
Input syarat batas
LU decomposition
Deklarasi variabel, dsb
nx=10
nt=20
k=nx/2
j=0
j=j+1
j <= nt-1
Kalkulasi nilai vektor konstanta
sebanyak k
Substitusi maju
Substitusi mundur dan dapat solusi

Update nilai semua solusi
Cetak solusi
Stop
TRUE
FALSE
 















































Contoh 1.
Selesaikan sistem tradigional berikut dengan logaritma thomas
2,04     -1                                 T1                           40,8
-1         2,04     -1                     T2                           0,8
            -1         2,04     -1         T3                           0,8
                        -1         2,04     T4                           200,8
Solusi
Pertama, dikomposisi diemplementasikan sebagai berikut:
e2= -1/2,04 = -0,49
f2= 2,04-(-0,49)(-1) = 1,550
e3= -1/1,550 = -0,645
f3= 2,04-(-0,645)(-1) = 1,395
e4= -1/1,395 = -0,717
f4= 2,04-(-0,717)(-1) = 1,323
Kemudian matriks bertransformasi menjadi
            2,04     -1
            -0,49    1,550   -1
                        -0,645  1,395   -1
                                    -0,717  1,323
Dan dekomposisi LU memberikan
     A  =  L    U    =      1                                              2,04     -1
                                    -0,49    1                                              1,55     -1
                                                -0,645  1                                              1,395   -1
                                                            -0,717  1                                              1,323
Subsitusi maju memberikan perhitungan
r2= 0,8 - (-0,49) x 4,08    = 20,8
r3 = 0,8 – (-0,645) x 20,8 =14,221
r4 = 200,8-(-0,717) x 14,221 =210,996          

           

dan modifikasi vektor
                                                40,8
                                                20,8
                                                14,221
                                                210,996
Yang kemudian digunakan dalam konjugasi dengan matriks U dslsm substitusi balik dan memberikan solusi:
T4= 210,996/1,323 = 159,48
T3 = (14,221-(-1) x 159,49)/1,395 = 124,538
T2 = (20,800-(-1) x 124,538)/1,550 = 93,778
T1 = (40,800-(-1) x 93,778)/2,040 = 65,970
Contoh 2.
Jika terdapat proses ekstraksi cair-cair dengan pelarut immiscible. Aliran W memasuki tahap pertama memiliki Xin fraksi berat dari material A dan pelarut S memasuki tahap terakhir memilki Yin fraksi berat material A. ketika pelarut mengalir melewati suatu proses yang mendapatkan material A lebih banyak dari pada mengekstraksi material A pada aliran W.
Untuk setiap tahap (i), kita dapat mengasumsikan persamaan antara fraksi berat material A pada aliran S(Yi) dan fraksi berat A didalam aliran W(Xi). Asumsikan pada setiap operasi pada temperatur yang sama, hubungan antara Xi dan Yi, digambarkan sebagai :
Yi=KXi
Kesetimbangan A pada i tahap, asumsikan Xi dan Yi, sangat kecildan S dan W melalui suatu proses:
Xi-1W + Yi-1S = XiW + YiS
Gunakan persamaan yang berhubungan, asumsi K konstan
Xi-1 – (1 + )Xi + Xi+1 = 0
Pada tahap pertama:
– (1 + )X1 + X2 = Xin
Pada tahap terakhir:
Xn-1 – (1 + )Xn= - Yin
S = 1000 kg/hr                K = 10
W = 2000 kg/hr               N = 10
Xin = 0.05
Yin= 0
Sehingga didapatkan persamaan tridiagonal, yaitu:
-6X1+5X2                                                                                           = -0.05
   X1-6X2+5X3                                                                                 = 0
         X2-6X3+5X4                                                       = 0
                X3-6X4+5X5                                                = 0
                       X4-6X5+5X6                                         = 0
                       X5-6X6+5X7                                 = 0
                                X6-6X7+5X8                         = 0
                                             X7-6X8+5X9                     = 0
                                                   X8-6X9+5X10            = 0
                                                           X9-6X10            = 0

Penyelesaian
Tentukan nilai ci, di, ei dan bi
Tentukan nilai βi dan γi
                β1 = d1                  β2 =
    γ1 =               γ2 =
Tentukan nilai Xi
T=X
X10 = γ10
X9 =



I
ci
di
ei
Bi
βi
γi
T
1
0
-6
5
-0.05
-6
0.008333
0.01
2
1
-6
5
0
-5.16667
0.001613
0.002
3
1
-6
5
0
-5.03226
0.000321
0.0004
4
1
-6
5
0
-5.00641
6.4E-05
7.999E-05
5
1
-6
5
0
-5.00128
1.28E-05
1.599E-05
6
1
-6
5
0
-5.00026
2.56E-06
3.195E-06
7
1
-6
5
0
-5.00005
5.12E-07
6.349E-07
8
1
-6
5
0
-5.00001
1.02E-07
1.229E-07
9
1
-6
5
0
-5
2.05E-08
2.048E-08
10
0
1
-6
0
1
0
0




















2.4       Penutup
            System persamaan linier (SPL) merupakan salah satu model dan maslah matematika yang banyak dijumpai dalam berbagai disiplin ilmu, termasuik matematika, statistika, fisika, biologi, ilmu-ilmu social, teknik dan bisnis. Sistem-sistem persamaan linier muncul secara langsung dari masalah-masalah nyata. Masalah-masalah tersebut dapat diubah dalam bentuk persamaan:
                        a11x1      + a12x2 + a13x3 + .... + a1nxn                     =         b1
                                a21x1+ a22x2 + a23x3 + . . . . + a2nx4                  =         b2
                           :                                              :
                                an1x1 + an2x2+ an3x3 + . . . . + annxn                       =         bn
                Persamaan di atas dapat di cari penyelesaiannya dengan menggunakan matriks, metode eliminasi Gauss dan Metode Eliminasi Thomas. Bila Metode eliminasi Gauss dapat diterapkan untuk system persamaan linier yang matriks koefisiennya berupa matriks tridiagonal. Metode terapan ini biasa disebut metode Thomas, yang alur penyelesaiannya akan digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:












                                 LATIHAN SOAL
1.                  Gunakan eliminasi Gauss untuk menyelesaikan sistem persamaan berikut:                                    4 x1 + x2 - x3 = -2
5 x1 + x2 + 2 x3 = 4
6 x1 + x2 + x3 = 6
Lakukan partial column pivoting dan cek kebenaran jawaban Anda dengan mensubstitusikan kembali ke dalam persamaan-persamaan semula.

2.                  Selesaikan sistem persamaan linier berikut ini dengan metode eliminasi Gauss, dan tunjukkan semua langkah perhitungannya.
                                 2 x2 - x3 = 3
2 x1 - 3 x2 + x3 = 1
3 x1 - 2 x2 + 5 x3 = 10
3.      Selesaikan 3 buah persamaan linier berikut ini dengan metode eliminasi Gauss, dan tunjukkan semua langkah perhitungannya.
3 x1 - x2 + 3 x3 = 2
5 x1 + 3 x2 + x3 = 6
x1 + 2 x2 - x3 = 2
4.                  Selesaikan sistem persamaan linier berikut ini dengan metode Thomas, dan tunjukkan semua langkah perhitungannya.
                             x1 - x2      = 1
              2 x1 + x2 - 3 x3                         = 1
               3 x2 - 4 x3 + 2 x4 = 3
                             x3 - 5 x4 = 3
5.                  Gambar berikut ini memperlihatkan sistem tiga buah reaktor yang terhubungkan oleh pipa-pipa. Laju perpindahan setiap komponen/zat melalui setiap pipa merupakan perkalian dari laju alir volumetriknya (Q, dalam satuan m3/detik) dengan konsentrasinya yang keluar dari masing-masing reaktor (C, dalam satuan mg/m3). Sistem proses berada dalam kondisi steady, yang berarti bahwa laju massa masuk ke setiap reaktor sama dengan laju massa keluar.



400
mg/detik
Q13C1
Q33C3
1
3
Q12C1
Q23C2
Q21C2
200
mg/detik
2
Keterangan:
Q33 = 120
Q13 = 40
Q12 = 80
Q23 = 60
Q21 = 20



Susunlah neraca massa pada masing-masing reaktor dan selanjutnya selesaikanlah sistem persamaan aljabar linier yang terbentuk (untuk menentukan harga-harga C1, C2, dan C3).







DAFTAR PUSTAKA


Riggs,J.B.1998.An Introduction to Numerical Methods For Chemical Engineers. Texas:Texas Tech University Press

Nasution Amrinsyah dan Hasballah Zakaria.2001.Metode Numerik dalam Ilmu Rekayasa Sipil.Bandung:Penerbit ITB Bsndung











Tidak ada komentar:

Posting Komentar